1

Flower in My House (Chapter 2)

image

Title : Flower in My House (Chapter 2)

Author: Vieveelaristy (Risty Lahagu)

Casts: Alex Pettyfer (Crawford), Dianna Agron, Chace Crawford, Lily Collins

PLEASE DON’T COPY PASTE FF INI TANPA SEIZIN SAYA!!!! THIS IS ORIGINALLY MINE^0^

Ok… Happy reading… really need your comments lho…

Baca lebih lanjut

1

Flower in My House (Chapter 1)

imageTitle : Flower in my House (Chapter 1)

Author: Vieveelaristy (Risty Lahagu)

Length: Chaptered

Genre: Fan fiction, Romance, Family, Adult story

Ratings: NC-18 years old (Under that age… Get off!!!)

Cast: Alex Crawford (Alex Pettyfer), Diana Agron

Disclaimer: Cast nya adalah aktor dan aktris Holywood… author Cuma minjam nama mereka doang sebagai pemeran di dalam fanfiction “gaje” ini hehehe… maaf buat mas Alex Pettyfer.. nama belakang kamu author ganti dulu yeee… ^0^. Btw…. ini adalah kisah cinta Alex.. kakaknya Chace Crawford di cerita “Please, Love me Again” jadi.. agak nyambung2 gitu deh… buat yang nggak tahu.. author saranin baca dulu cerita itu ya….  -continue read->

6

Please, Love me Again (Chapter 8)

Please, Love me again new

Title : Please, Love Me Again (Chapter 8)

Author: Vieveelaristy (Risty Lahagu)

Length: Chaptered

Genre: Fan fiction, Romance, Hurt/Comfort.

Cast: Chace Crawford/Lily Collins

Disclaimer: Castnya adalah aktor dan aktris holywood. Author cuma minjam nama mereka doang sebagai pemeran di dalam cerita ini… but the story is pure from author’s imagination.. so, because this is my own writing… sangat dilarang keras plagiat, nyontek or copy paste!!!!!!!!
– Continue Read->

8

Please, Love me Again (Chapter 7)

Please, Love me again newTitle : Please, Love Me Again (Chapter 7)

Author: Vieveelaristy (Risty Lahagu)

Length: Chaptered

Genre: Fan fiction, Romance, Hurt/Comfort.

Cast: Chace Crawford/Lily Collins

Disclaimer: Castnya adalah aktor dan aktris holywood. Author cuma minjam nama mereka doang sebagai pemeran di dalam cerita ini… but the story is pure from author’s imagination.. so, because this is my own writing… sangat dilarang keras plagiat, nyontek or copy paste!!!!!!!!

Hehehe maaf ya readers kalau ceritanya rada “gaje” gitu… mungkin juga banyak mistypingnya… di maklumi ajalah… after read… di komen yaaa…. kritik dan saran juga sangat berguna.. supaya ceritanya semakin lebih baik lagi.. ^0^

 

Special thanks: My beloved husband Neis Gea (thanks buat semua yang telah kamu berikan sayang…), Sahabatku.. Pembaca setiaku dari “My Dandelion” yang juga mulai menyukai cerita aneh kali ini…kak Selvi Tel, Roz Zend, Rini Tel, Vakta Indah, Tita, Dirna, kak Mercy, Dek Guneng Gbh, dek Wawan, dek See, kak Trianna de losel, kak Mira B, kak Martha Zeb, Paskalina Zeb, dek Fournita, Kak Teti Artamei, Pani, dek Mala
Tel, Willy, kak Anita K Zai dan bang Destimental… tanpa kalian… apalah artinya tulisan-tulisan q selama ini…. kalian adalah penyemangatku!!!!! ^0^

 

Well… Happy reading yaaa

*

*

*

 

Author’s POV

Chace gelisah sekarang. Bukannya dia tidak senang kakaknya Alex akhirnya pulang dan diterima kembali di rumah. Tidak.. dia senang.. dia bahagia… sudah lama dia menanti saat-saat seperti ini. Keluarganya utuh kembali.

Tetapi.. di samping itu di takut… pulangnya Alex pasti akan membuat hak-hak yang seharusnya milik Alex dulu akan kembali padanya… No… di sini Chace bukan membicarakan soal harta. Chace tidak peduli itu. Ayahnya dulu memang pernah mengatakan pada Chace bahwa kepemimpinan perusahaan ayahnya akan di serahkan padanya karena menganggap Alex bukanlah lagi anaknya. Chace sama sekali tidak butuh itu… justru dia senang kalau Alex akhirnya pulang jadi.. jabatan itu akan menjadi milik kakaknya lagi… memang itulah haknya.

Tetapi di sini…. Chace berpikir soal Lily.

Apalagi tadi pagi dia baru bermimpi buruk soal Alex yang akan menikah dengan Lily dan bertepatan pada hari ini pula Alex tiba-tiba muncul dan pulang ke rumah. Apakah ini sebuah pertanda? Ya Tuhan…. tidak… tidak… gumam Chace dalam hati.

Lily sebenarnya adalah haknya Alex juga. Yang seharusnya dijodohkan pada Lily adalah Alex.. bukan dia… tetapi 7 tahun yang lalu kakaknya itu menolak mentah-mentah dan kabur dari rumah. Jadi pertunangan yang seharusnya dilakukan oleh Alex harus ditimpakan padanya.

Dan itulah sebenarnya alasan utama Chace sangat membenci Lily. Baginya Lily adalah sumber permasalahan yang terjadi di keluarganya. Alex yang kabur karena menolak perjodohan keluarganya. Saat itu Alex berusia 17 tahun dan memang sangat keras kepala dan keras kemauan tidak mau hidupnya terkekang dengan pertunangan konyol keluarganya. Ayahnya sempat mengancam akan mencoret Alex dari daftar ahli waris dan perusahaan keluarga yang seharusnya akan menjadi miliknya kelak akan dicabut dari haknya. Sungguh di luar dugaan… Alex benar-benar tidak takut dengan ancaman itu… dia tidak peduli. Dia memang tidak bernafsu dengan harta dan kekayaan…. malah dia ingin membangun perusahaan miliknya sendiri dan ternyata keinginannya itu sekarang terwujud.

Sejak saat Alex pergi dari rumah… Chace sangat membenci gadis yang hendak ditunangkan pada kakaknya itu. Apalagi saat itu juga kondisi ayahnya drop… strokenya parah sehingga sekarang dia lumpuh dan harus duduk di kursi rodanya. Alangkah kagetnya Chace pada suatu ketika kedua orangtuanya dengan pelan dan sangat hati-hati berbicara padanya pada suatu malam. Ternyata mereka tidak pernah melupakan perjodohan itu. Pertunangan dengan putri keluarga Collins harus terwujud dan Chace lah yang harus menggantikan Alex.

Saat itu Chace benar-benar tidak habis pikir akan isi kepala kedua orang tuanya. Kenapa mereka begitu ngotot sekali? Anak sulung mereka pergi dari rumah gara-gara hal itu… dan mereka masih tetap memaksakan kehendak mereka itu pada anak mereka yang lain.. yaitu Chace. Tetapi Chace memang tidak bisa menolak… Chace sebenarnya bisa saja melakukan itu bahkan mungkin ikutan kabur dari rumah seperti kakaknya… tetapi melihat kondisi Mr. Crawford yang saat itu sangat down dan melemah Chace tidak kuasa. Mrs. Crawford bahkan menangis tersedu-sedu dan memohon dengan sangat pada Chace untuk tidak menolak. Akhirnya Chace pun luluh dan mengikuti permintaan mereka.

Tetapi tetap saja…. kebencian Chace pada Lily semakin bertambah… dia menganggap Lily adalah perusak hidupnya.. dia kehilangan kakaknya.. dia kehilangan kebebasannya gara-gara gadis itu. Saat pertama kali mereka dipertemukan… Chace betul-betul muak… Lily memang cantik dan manis.. tetapi kebencian Chace membutakan hal itu semua. Dia bahkan sudah berikrar dalam hati untuk tidak akan menerima perasaan gadis itu karena sebenarnya Lily bukanlah haknya… dia yakin suatu saat Alex akan pulang.. dan Chace akan menyerahkan Lily pada Alex. Memang ada saat- saat dimana perhatian dan kebaikan Lily membuat Chace sedikit terpesona. Tetapi dengan cepat pula dia akan menepis semua itu dan terus mengingatkan dirinya bahwa dia hanyalah pengganti Alex dan Lily bukanlah haknya.

Tetapi itu dulu…. semua sudah berubah sekarang saat akhirnya hati Chace benar-benar luluh dan akhirnya mencintai gadis itu dengan teramat sangat. Chace tidak lagi memikirkan kakaknya… tidak ada Alex… yang ada hanya dia dan Lily. Tetapi sekarang… kesadaran menimpanya.. Alex pulang.. bagaimana kalau Alex juga menginginkan Lily? Mengingat ternyata saat ini gadis itu sangat menawan. Dan yang lebih menakutkan lagi.. bagaimana kalau Lily juga terpesona pada Alex… apalagi kakaknya ini memang terkenal sangat pintar memikat hati wanita dibanding dirinya. Bukankah dulu saat Alex masih sekolah… dia punya segudang pacar yang selalu dia pamerkan setiap minggunya?

Tidak… tidak boleh… Lily bukan haknya Alex.. Lily itu milikku… gumam Chace dalam hati. Alex seharusnya tidak boleh merebut Lily darinya bukan? Jika dia memang menginginkan Lily… sepatutnya dulu dia tidak menolak pertunangan mereka 7 tahun lalu dan menerima gadis itu. Ah…. Chace kembali membayangkan jika memang saat itu benar-benar terjadi. Alex lah yang menjadi tunangan Lily bukan dia. Mungkin sekarang Alexlah yang sedang berdua-duaan dan bermesraan dengan Lily.. dan dia hanyalah di anggap calon adik ipar oleh Lily…. Tidak!!!!!!! Itu benar-benar mimpi buruk… Chace tidak sanggup membayangkan hal itu… membayangkan Lily berdua dengan Alex… membuat hati Chace sakit dan ingin mati saja.

“Chace? Kamu kenapa?” sontak bahuku dipegang… ah.. tangan lembut ini milik gadisku.. Lily. Segera kuraih tangan itu dan mendudukkannya di sebelahku.

“Kenapa kamu ada di sini Chace? Kenapa kamu tidak ikut ke kebun belakang? Lihat ayah ibu dan kak Alex sedang bergembira sambil minum teh di sana.. kita seharusnya ikut bergabung dengan mereka…” ujar Lily. Saat ini memang aku sedang berada di kursi teras… dan Lily sama sekali tidak pernah kuizinkan untuk lepas dari sisiku.

Genggamanku pada jemari Lily mengeras.

“Aku ingin di sini dulu sayang… dan ingat.. kamu harus tetap di sampingku… oc…” ujarku padanya. Lily tertegun melihat sikapku.

“Kamu kenapa Chace? Aku memang selalu di sampingmu kok… tetapi kita kan harus ke sana bersama mereka… kita juga harus ikut bergembira akhirnya kakakmu pulang… aku juga ingin mendengar kabar darinya.. hah..aku tidak menyangka ya..kak Alex itu ternyata tampan sekali… dia dewasa… keren… dan sukses… kamu sudah dengar kan.. akhirnya dia berhasil membangun perusahaan miliknya sendiri.. wah… di usia masih muda seperti itu dia sudah menjadi pengusaha sukses” ujar Lily menerawang.

Chace terkejut. Telinganya panas. Hal yang tidak disukainya itu benar-benar terjadi.. Lily mulai terpesona pada Alex??? Baru beberapa saat yang lalu mereka bertemu dan sekarang Lily sudah memuji-muji Alex setengah mati. Chace kini menatap Lily marah dan dingin.

“Apa maksudmu Lily!!?? Kamu sengaja membanding-bandingkan aku dengan Alex??!!! Apakah Alex lebih tampan dan keren dariku???!! Aku tahu dia dewasa!! Tetapi apakah aku juga masih tidak cukup dewasa untukmu?!! Iya dia sukses… tetapi aku juga akan begitu kelak… aku juga akan sukses Lily Collins.. jika menurutmu kamu tidak akan bahagia dan akan melarat karena menikah dengan ku… kamu salah… aku akan melimpahi kamu dengan harta.. jika memang kamu ingin punya suami yang kaya raya… aku janji akan kaya untukmu kamu tidak akan terlunta-lunta denganku!.. tetapi tolong.. jangan banding-bandingkan aku dengan Alex… aku bisa melebihi dirinya!” ujar Chace marah.

Lily terkejut melihat Chace yang membentak dirinya. Dia sama sekali tidak membayangkan itu.

“A.. apa yang kamu katakan Chace??…” ujar Lily shock. “Siapa yang membanding-bandingkan kamu dengan kak Alex? Dan satu hal yang harus kamu tahu Chace… aku tidak butuh kekayaan atau harta dari mu! Aku akan menikah dengan mu nanti terserah mau apapun kondisimu…. aku heran dengan sikapmu ini.. ada apa sih sebenarny?” tanya Lily benar-benar tidak terima.

Chace tidak menjawab.

“Kalau kamu tidak mau menjawab.. ya sudah.. aku pergi dari sini… dan tuan Crawford… jernihkanlah pikiranmu” ujar Lily sambil berdiri masuk ke dalam rumah.

Lily berlari menuju kamar Chace hendak mengambil tasnya. Hatinya betul-betul sakit mendengar kata-kata Chace tadi. Seakan-akan Chace menganggapnya sebagai perempuan yang hanya ingin materi saja. Air mata Lily merebak. Kenapa Chace seperti itu? Tampaknya ada yang mengganjal hati laki-laki itu semenjak Alex pulang. Sudahlah… Lily tidak mau memikirkan hal itu dulu.. yang dia inginkan sekarang hanyalah pulang dan menunggu sampai Chace bisa berpikir tenang.

Chace tidak mengikutinya… saat turun dari tangga Lily masih melihat Chace terus tepekur di teras. Tiba-tiba terdengar suara Mrs. Crawford yang memanggilnya.

“Lho.. Lily? Kamu mau kemana? Mau pulang?” tanya Mrs. Crawford heran.

Lily sedikit gelagapan “Eh iya tan… sekarang sudah sore.. Lily mau pulang ke rumah dulu…”

“Lha… kok buru-buru gitu sih.. kamu belum berkenalan dengan Alex kan? Ayo tante kenalkan dulu padanya.. dari tadi dia nanya-nanya kamu terus lo…” ujar Mrs. Crawford.

Lily jadi bingung. Sepertinya tidak enak juga jika dia harus pergi padahal Alex menanyakan dia.

“Ayo ikut tante…. kenalan dulu sama Alex… sini” Mrs. Crawford kini menarik tangan Lily. Terpaksa Lily pun mengikutinya.

******

Chace’s POV

Argggh!!! Apa sih yang ada dipikiranku? Kenapa tadi aku membentak Lily? Memang aku masih marah pada gadis itu karena memuji-muji Alex di depanku.. tetapi rasa penyesalanku juga begitu besar. Aku harus minta maaf padanya… kami kan baru saja memulai hubungan… masak pada hari yang sama kami harus bertengkar lagi? Aku tidak boleh membiarkannya pergi meninggalkanku dengan situasi seperti ini.

Tetapi Wait a minute kenapa dia lama sekali di dalam? Bukankah dia tadi ingin pergi dari sini?

Aku pun bergegas berdiri dari tempatku dan segera menyusul Lily ke dalam rumah. Dimana dia? Mungkinkah dia mengambil barangnya dulu di kamarku? Aku pun menaiki lantai atas menuju kamarku. Tetapi kosong. Tidak ada sosok siapa-siapa di sana. Tas atau barang-barang Lily juga tidak ada di situ. Aku jadi bingung.

Kemudian aku mendengar suara tawa di halaman belakang. Dengan cepat aku menuju jendela kamarku yang memang menghadap kebun belakang. Dan deg!… jantung ku berdetak kencang.. hatiku panas… rasa cemburu kembali menguasaiku… aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang sedang kulihat sekarang ini.

Lily sedang bersalaman dengan Alex. Dan betapa bencinya Chace melihat senyum merona dari wajahnya Lily saat berjabat tangan dengan kakaknya itu. Alex juga tampak senang… dia bahkan seperti menatap Lily dengan tatapan penuh arti. Arggggh!!!! Shit!! Shit!!! Damn you Alex!! Lily!!… sungut Chace dalam hati.

Chace betul-betul dikuasai cemburu sekarang. Dengan cepat dia keluar dari kamarnya menuju kebun belakang. Dan setibanya di sana.

“Lily!!!!” teriak ku.

Sontak semua mata memandangku bingung. Kemudian kutarik tangan Lily sedikit kasar.

“Ayo pulang… katamu tadi mau pulang kan?!” ujarku sedikit marah.

“Chace sakit…” ringis Lily karena tanganya kupegang erat.

“Chace! Kamu kenapa? Biarkan Lily dulu di sini… dia kan sedang mengobrol dengan kakakmu?” ujar mam.

Arggh… bahkan mam juga… ah.. tiba-tiba ketakutan melandaku.. bagaimana kalau mam dan dad sekarang beralih akan mentunangkan Lily pada Alex? Bukankah pada awalnya seharusnya merekalah yang bertunangan? Aku tidak terima!! Enak saja!! Lily itu milikku!! Dia punyaku!!

“Lily.. bukannya kamu tadi minta pulang?? Sini biar ku antar..!” ujarku padanya.

“Hei little brother…. jangan tarik nona Collins sekasar itu dong… lihat dia kesakitan… kalau memang dia masih belum ingin pulang.. biarkan dia di sini.. lagian aku masih belum puas berbicara padanya… kamu kenalkan dong tunanganmu ini pada kakak…” ujar Alex sambil tersenyum manis. Dan Shit!! Aku tidak suka senyuman itu… seakan-akan mencoba menarik perhatian Lily.

“Ah… nggak apa-apa kok kak Alex… aku memang berniat mau pulang kok.. tadi mam dan dad sudah menelepon.. maaf tan… om… kak Alex… kapan-kapan kita sambung lagi pembicaraan kita… saya mau pamit pulang dulu.”

Hatiku melonjak kegirangan. Hmmmm….. bagus cintaku.. kalau boleh jangan dekat-dekat dengan kakakku ini… dia itu perayu wanita ulung.

Tampak wajah Alex mam dan dad sedikit kecewa.

“Kalau begitu biar aku saja yang antar Lily Chace… kamu kan masih belum sehat… mam dan dad tadi sudah cerita soal kecelakaan yang kamu alami semalam.. tidak mungkin kamu bisa menyetir… kamu lebih baik istirahat saja..” ujar Alex menawarkan diri.

No… No.. No!!!!! Tidak… enak saja! Aku geram.

“Iya Chace.. sebaiknya Alex saja yang antar Lily pulang” Sial.. mam juga ikut-ikut an…

Dengan cepat aku menggeleng.

“Tidak mam!!! Aku sudah sembuh kok.. Chace yang akan antar Lily pulang….” ujarku tegas. Wajahku merah padam sedikit menahan emosi. Tampaknya mam dan Alex menyerah. Hmmm aku lega.

“Baiklah Lily… Chace antarkan Lily pulang dengan selamat ya… hati-hati.. ingat kondisimu dan Lily sayang.. jangan lupa sampaikan pesan ku pada Mr dan Mrs. Collins ya nak… malam ini kalian datang lagi ke sini… kita rayakan kepulangannya Alex…. om sudah tidak sabar ingin mengenalkan dia pada kedua orang tuamu” ujar dad pada Lily.

Hatiku yang tadi kegirangan kini kembali melengos. Ha??? Dad ingin mengenalkan Mr dan Mrs. Collins pada Alex?? Ya Tuhan…. bagaimana kalau saat mereka melihat Alex dan pendirian mereka berubah? Bagaimana kalau mereka lebih memilih Alex menjadi tunangan Lily dari pada aku? Secara Alex sekarang sudah sukses dan mapan sedangkan aku lulus kuliah saja belum. Wajahku pucat pasi.

“Baiklah om…. ayo Chace” ujar Lily yang sekarang gantian menarikku. Aku kini yang mengikutinya. Ah perasaanku benar-benar kacau sekarang.

Aku mengendarai mobilku dengan kencang. Aku bahkan sampai tidak memperdulikan Lily yang berteriak histeris ketakutan dan memintaku untuk memelankan laju mobilku. Akhirnya dengan emosi yang masih meledak-ledak… ku rem mobilku mendadak. Rasa nyeri di kepalaku yang masih terbalut perbanpun muncul kembali

“Aaa!!!! Chace!!!”

Aku pun tersadar… kulihat Lily di sebelahku. Ya Tuhan.. untung saja dia mengenakan safety belt… kalau tidak.. kepala gadisku itu pasti akan membentur dashbor…. aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika hal itu sampai terjadi.

“Lily… Lily… kamu tidak apa-apa sayang??” ujarku khawatir. Syukurlah.. dia tidak kenapa-napa.

Tetapi gadis itu kini menatapku tajam dan marah.

“Kamu sudah gila ya Chace!!?? Ada apa denganmu!!?? Kamu bisa membuat kita mati konyol!!” teriaknya padaku.

Perasaanku sudah tidak dapat terbendung lagi. Kini kupeluk Lily…. kupeluk dia erat-erat……

“Jangan tinggalkan aku Lily…..” ujarku lirih. Lily tampak terkejut dengan sikapku. Kini sikapnya melembut diapun lantas memegangi pipiku.

“Chace? Ada apa?” tanyanya pelan.

Kuhela nafasku panjang… aku tak kuasa lagi.

“Lily…. jika seandainya disuruh memilih…. kamu akan memilih siapa? Aku atau Alex?” tanyaku padanya.

Mata Lily membulat. Dia sedikit tertawa mengira aku bercanda. Tetapi aku serius.

“Chace Crawford…. tentu saja aku pilih kamu…. haha.. kenapa kamu bertanya seperti itu? Konyol sekali… kenapa juga aku harus memilih Alex? Ada-ada saja” ujarnya sambil tertawa. Tetapi aku masih tetap khawatir.

“Tahukah Lily…. yang seharusnya ditunangkan padamu dulu 7 tahun yang lalu itu bukan aku…. tetapi Alex..” ujarku pelan. Kini Lily terdiam… wajahnya tampak kaget.

“Ha?” tanyanya tak percaya.

“Iya sayang.. dia adalah anak pertama tentu saja dia yang seharusnya dijodohkan dulu padamu. Tetapi…. dia menolak… sebenarnya itu adalah alasan utama dia kabur dari rumah. Kamu tahu Lily… itu pula alasanku sebenarnya mengapa dulu aku sangat membenci kamu. Aku merasa kamulah penyebab Alex pergi dan aku selalu merasa kalau kamu itu bukanlah hakku. Aku hanyalah yang menggantikan Alex. Jujur Lily… ada saat-saat dimana aku sempat luluh dan terpesona padamu… tetapi dengan cepat kutepis perasaan itu.. karena aku merasa kamu bukanlah milikku. Aku yakin suatu saat nanti Alex akan pulang dan kamulah yang akan ditunangkan padanya. Hah…. tetapi.. sekarang… aku tidak rela Lily.. tidak… saat aku tahu aku benar-benar mencintai kamu… aku tidak ingin melepasmu.. kamu milikku… aku takut karena aku juga melihat…. Alex mulai terpesona padamu.. aku takut jika dia merebutmu dariku karena memang yang seharusnya menjadi tunanganmu adalah dia… Arggh!! Shit!!” ujarku frustasi

Lily kaget mendengar semua penuturanku tadi. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya sekarang. Dia tampak merenung.. diam. Oh Lily.. jangan katakan kalau…. kalau kamu juga mulai terpesona pada Alex…

“Lily… katakan sesuatu sayang… ah… aku tidak sanggup membayangkan hal itu”

Kemudian tiba-tiba aku terkejut….

Wajah Lily kini mendekat. Aku bisa melihat matanya yang terpejam dengan jelas. Aku merasakan bibirku hangat oleh bibirnya yang menempel lembut.. manis. Lily.. dia menciumku? Dia memegang wajahku. Ah.. perasaanku yang tadinya kacau balau kini damai seketika… aku pun membalas ciumannya dengan perasaan menggebu-gebu. Kupeluk dirinya erat…. Waktu seakan berhenti. Hanya helaan nafas dan degup jantung yang terdengar di sela-sela ciuman membara dan dipenuhi gelora cinta. Tubuh kami itu semakin merapat seakan tak dapat terpisahkan. Lily… you make me crazy……

Saat ciuman kami terhenti. Aku melihat rona merah di pipi gadisku itu. Tampaknya dia malu sekali karena bertingkah sedikit agresif… karena selama ini jika kami ciuman akulah yang selalu memulainya. Kuelus pipinya penuh sayang… sungguh aku sangat mencintainya.

“Chace… jangan pernah berpikiran seperti itu lagi… apapun yang terjadi hanya kamulah yang aku cintai… kamulah tunanganku.. tidak ada yang lain… meskipun dulu yang seharusnya dijodohkan padaku adalah kak Alex… Walaupun pada saat itu kak Alex tidak jadi kabur dan menerima perjodohan kami… aku ragu apakah aku bisa mencintainya seperti aku mencintaimu… mungkin aku tetap saja jatuh cinta padamu… sudah lah Chace… Tuhan sudah merencanakan semua ini… kita memang berjodoh… mungkin perginya kak Alex dari rumah adalah cara agar kita dapat bersatu.. sudah banyak rintangan yang kita alami demi hubungan ini.. dan jangan biarkan pikiran-pikiran ini menghalanginya lagi..” ujar Lily sambil tersenyum.

Oh Tuhan…. tubuhku serasa ringan mendengar semua itu. Aku bahagia… kuciumi dia sekali lagi. Oh Lily… kamu memang gadis terbaik… hidupku serasa sempurna sekarang.

Kini kami berdua tersenyum.

“Yah… walau aku sedikit kesal sih.. kenapa ya… kedua laki-laki Crawford dulu menolakku… aku jadi tersinggung” celetuk Lily sambil memasang wajah sedikit sebal.

Aku tertawa dan mencubit pipinya gemas.

“Hahahaha…. kami memang bodoh Lily sayang… kami terlambat melihat pesonamu… untung saja aku bisa menyadarinya… jika tidak.. mungkin aku akan menyesal seumur hidup” ujarku padanya.

Lily mengerucutkan bibirnya mengejekku. Aku terkekeh. Kuhidupkan kembali mesin mobil dan kini kuantar gadis tercintaku ini pulang ke rumahnya.

*****

To be continued to Please, Love me Again (Chapter 8) klik https://ristylahagu.wordpress.com/2014/12/17/please-love-me-again-chapter-8/

****

Dear my beloved readers…..

Pasti kalian berpikir “Kok cepet bgt TBCnya?” atau “Waks!! Kependekan banget!!” ^0^

Hahaha Terimakasih ya masih tetap setia membaca cerita-cerita ku ini…… well… maaf kalau harus TBC lagi… ending semakin dekat kok….. ^0^…..

Agak pusing dengan chapter ini… pertama karena di komen chapter sebelumnya (Chapter 6) kak Selvi berhasil nebak alur cerita yang sudah lama ada dibenak author selama ini (Hahahaha Bravo..bravoo) jadi author ubah dikit deh… padahal author pengen bikin ada sedikit konflik cinta segitiga di dalamnya.. hehehe.. tetapi setelah dipikir-pikir… udahlah… ntar ceritanya makin memanjang lagi.. nggak selesai2 karena pasti ceritanya jadi sedikit rumit… jadi yah.. gini deh ceritanya… author jadi penasaran gimana pendapat kalian… apakah terlalu datar.. tidak menegangkan? Kalian suka atau tidak suka? Hehehehe…

Bagi yang suka dengan konflik-konflik tenang saja… sebelum ending pasti ada klimaksnya kok (ada satu konflik lagi) seputar cemburu butanya Chace sih.. sial cowok itu.. udah dikasih tahu lagi kalau Lily itu cintanya ma dia tetap aja dia masih cemburu ma si Alex… nah bakal ada konflik gede ntar (tapi gak gede-gede amat kok) hehehe… *duh kok dibocorin sih thor???*

Well… itu dulu ya… pliss komennya… oh iya.. author juga ngucapin selamat datang buat pembaca baru kita kak Anita K Zai…. happy reading ya kak.. ditinggal komennya. (Kalau bisa ngomen di blog ini ya.. gampang bgt kok tinggal ngetik nama trus alamat email (alamat surel) kalian.. dan end.. komennya… hehehe tapi kalau mau ngomen di FB.. BBM… Twitter juga nggak apa-apa kok.. author sayang kaliannn)

5

Please, Love me Again (Chapter 6)

Please, Love me again new

Title : Please, Love Me Again (Chapter 6)

Author: Vieveelaristy (Risty Lahagu)

Length: Chaptered

Genre: Fan fiction, Romance, Hurt/Comfort.

Cast: Chace Crawford/Lily Collins

Disclaimer: Castnya adalah aktor dan aktris holywood. Author cuma minjam nama mereka doang sebagai pemeran di dalam cerita ini… but the story is pure from author’s imagination.. so, because this is my own writing… sangat dilarang keras plagiat, nyontek or copy paste!!!!!!!!
– Continue Read->