En Kragin (Part 6)

Poster by: Hyunleea @ IFA

Title: En Kragin (Part 6) //Author : Vieveelaristy (Risty Lahagu)// Casts: Cho Kyuhyun, Park Shin Hye // Another casts: Suju Members // Genre: Romance, Adventure, Fantasy, Thriller // Disclaimer : Ff ini tidak murni berasal dari pikiran saya. Ini adalah ff hasil remake dari novel bestseller karya Genna Showalter “Heart of the Dragon”. Seorang Bestselling Author versi New York Times dan USA Today. Jadi banyak persamaan di dalamnya meski tetap ada beberapa modifikasi di sana-sini. Hehehe please enjoy and Happy Reading guys ^^ semoga kalian suka ||Warning! Rating ff ini kedepannya akan semakin NC 21. Mengandung unsur dewasa yang tidak layak untuk reader di bawah umur. Mungkin nanti ada beberapa part yang akan saya protect.

*

*

*

Ciuman pertama keduanya.

Shin Hye membuka mulutnya menyambut Kyuhyun mencecapi dirinya. Mereka sama-sama melenguh. Lengan Shin Hye meluncur melewati dada dan melingkar erat mengelilingi leher Kyuhyun.

Instingtual, Kyuhyun memperdalam ciumannya, meluncur dan mengigit pelan bibir Shin Hye seperti yang selama ini dibayangkannya.

Seperti yang selama ini diinginkannya. Tanpa peduli apakah ia melakukannya dengan benar.

Suara Kyuhyun bergetar dan kasar.

Ciuman mereka awalnya perlahan, lalu intensitasnya bertambah, menjadi seliar badai di tengah malam.

Liar.

Persis seperti ciuman yang selama ini diam-diam diimpikan Kyuhyun, jenis ciuman yang selama ini diam-diam diinginkannya, ciuman yang menyebabkan bahkan pria terkuat sekalipun kehilangan semua kendali dirinya.

Kaki-kaki Shin Hye terasa santai mengelilinginya. Mengundangnya mendekat. Dan Kyuhyun mendekatkan diri padanya, ke setiap lekuk tubuhnya.

Terperangkap dalam badai yang sama, Shin Hye menekankan tubuhnya lebih erat lagi. Membuat Kyuhyun mengeram akan gairah yang semakin lama semakin memuncak dan belum pernah dirasakannya selama ini.

Terengah-engah mencari nafas, bibir mereka terlepas. Namun hanya sekedar menghirup udara, keduanya kembali berpagutan.

“Kyuhyun…” bisik Shin Hye di bibirnya.

“Sialan, Hye-ya kau… kau sangat manis” balas Kyuhyun dan kembali mencium gadis itu.

Ya, benar. Ia memang sungguh-sungguh merasakannya. Rasa bibir Shin Hye sangat manis dan hangat. Rasa selembut anggur tua yang nikmat. Lebih dari itu. Kyuhyun tidak pernah merasakan yang semanis bibir gadis itu.

Dan astaga, hal itu membuat Kyuhyun kecanduan parah.

Kyuhyun menginginkan gadis ini. Keinginan primitif untuk tenggelam seutuhnya pada kelembutan dan kehangatan Shin Hye.

Namun, seberkas akal sehat menghantamnya.

Ia seharusnya menginginkan Shin Hye mati.

Kyuhyun menarik diri dari bibir Shin Hye meskipun menghentikan hal itu pastinya menjadi hal tersulit yang harus dilakukan sepanjang eksistensi hidupnya.

Napas mereka tak beraturan. Kyuhyun menatap Shin Hye. Rahangnya digertakkan erat-erat. Gadis ini sangat cantik, rambutnya yang sedikit kecoklatan berantakkan di seputar wajahnya. Pipinya memerah. Semerah mawar. Sangat eksotis.

Dan dia juga sama bergairahnya seperti Kyuhyun.

Sialan!

Apa yang telah diperbuatnya?

Perlahan mata Shin Hye membuka. Netra mereka bertemu.

“Kyuhyun?” Shin Hye menatapnya penuh tanda tanya.

Kyuhyun tak menjawab. Tak sanggup menjawab. Pita suaranya mendadak serasa ditarik saat sesuatu mencengkeram dadanya, sesuatu yang membekukan sekaligus membakarnya.

Seharusnya tadi aku tidak menciumnya

Kyuhyun menegakkan tubuhnya dan melepas tangannya dari Shin Hye.

Bagaimana mungkin ia membiarkan sesuatu seperti ini terjadi, sementara dirinya sadar kalau ia semestinya harus menghancurkan Shin Hye?

Padahal ia sebelumnya datang kemari untuk menanyai gadis itu. Tapi entah mengapa ketika ia melihat Shin hye, menyentuhnya dan merasakan kelembutan dan manis bibirnya, segala pertanyaan itu hilang entah kemana.

Ya, ia memang berhasil menanyakan satu-dua pertanyaan, tapi ia melupakan tujuan awalnya.

Ia telah melupakan Javar. Ia telah melupakan Atlantis.

Sementara Shin Hye, ekspresinya kini berubah kebingungan. Kesunyian kembali menebal di antara mereka.

Lalu gadis itu bertanya pelan “Kyuhyun? Ada apa?”

Alih-alih menjawab, Kyuhyun membalikkan badannya, menjauh menuju pintu. Membuat Shin Hye terkejut.

“Hei kau mau kemana?” Ujar Shin Hye tak mengerti

Kyuhyun berhenti. Dan tanpa berbalik menatap Shin Hye, pria itu berkata.

“Jangan mencoba lari lagi. Kau tak mungkin suka apa yang akan terjadi kalau sampai kau berani mencobanya”

Dan pria itu kembali melangkah menuju pintu dan ajaib! Tanpa menyentuh sama sekali, pintu gading itu terbuka sendiri untuk Kyuhyun.

“Ingat baik-baik perkataanku” ujar Kyuhyun sebelum pergi. Lalu pintu itu kembali menutup secara otomatis.

Shin Hye tetap terduduk, tubuhnya gemetaran.

Karena sakit hati?

Tadi Kyuhyun menginginkannya bukan? Lalu kenapa setelah ciuman yang mengacaukan pikiran itu, Kyuhyun pergi meninggalkannya?

Dan laki-laki itu pergi begitu saja nyaris dengan tanpa perasaan. Seakan-akan mereka baru saja mendiskusikan penyakit yang paling mereka benci.

Sialan laki-laki itu! Apakah barusan dia hanya mempermainkannya saja? Apakah ciuman tadi hanya untuk mengendalikan dirinya?

Dan mendadak saja Shin Hye merasa benci pada dirinya sendiri karena sudah bertingkah seperti wanita jalang liar. Kenapa dia semudah itu membiarkan Kyuhyun menciumnya? Kenapa dia segampang itu larut dalam pesona pria tak berperasaan itu?

Shin Hye tertawa pahit.

Tapi sekuat apapun dia ingin menyangkal, dia tidak bisa memungkiri bahwa saat ia berada di dalam pelukan Kyuhyun dan merasakan ciumannya, Shin Hye merasa… lengkap. Dia tidak ingin perasaan itu berakhir. Seperti ada rasa lapar yang telah dibangkitkan di dalam dirinya. Terlalu dahsyat untuk diakui, namun terlalu nyata untuk diingkari.

Cukup bodoh! Kau harus segera mencari jalan keluar dari tempat ini. Lupakan Kyuhyun dan segala ciumannya

Meski tubuhnya memprotes dan tak ingin melupakan, Shin Hye mendorong bayangan soal ciuman itu ke bagian tersembunyi dari pikirannya.

Shin Hye berdiri. Lalu gadis itu mengambil sesuatu dalam sakunya.

Medali Ra Dracus!

Shin Hye berhasil mengambilnya saat Kyuhyun lengah. Itu adalah milik kakaknya. Dia datang bersama medali itu dan akan pulang bersama medali itu juga.

Ha! Rasakan sekarang Kyuhyun

Shin Hye mengalungkan medali itu di lehernya, membalikkan badan, mencari-cari berharap ia akan menemukan jalan keluar.

Mengapa pintu itu bisa membuka sendiri untuk Kyuhyun? Apa ada tuas tersembunyi? Semacam sensor atau sesuatunya? Bagaimana bisa Kyuhyun keluar-masuk ruangan ini tanpa menyentuh pintu atau menyebut kata sandi apapun?

Apa ini sihir?

Sialan! Jika benar ini karena sihir maka matilah dia. Dia tak punya kemampuan sihir apapun. Tapi dia tidak boleh menyerah lagi. Persetan dengan ancaman Kyuhyun! Dia tidak peduli.

Ia memilih mendobrak saja pintu tersebut dengan bahunya. Seraya berdoa agar dirinya dipersiapkan untuk menghantam pintu dengan keras.

Tarik nafas panjang, sekali, dua kali. Shin Hye menerjang maju.

Bahunya tak pernah menghantam pintu

A..apa?!

Pintu itu menggeser terbuka dengan mudahnya.

Nyaris saja dia terjungkal ke depan tapi berhasil memperlambat kecepatan larinya.

Shin Hye menatap pintu itu yang seakan-akan hidup dan sengaja mempermainkannya. Seharusmya mustahil pintu itu membuka begitu mudahnya. Dia sudah mencoba sebelumnya. Tak ada alasan,

Kecuali…..

Jemari Shin hye menyentuh medali. Matanya membelalak dan tanpa sadar menyentuh medali yang menjadi hangat di lehernya.

Tentu saja!

Medali Ra Dracus pasti semacam kunci. Itu sebabnya pintu membuka pada Kyuhyun.

Aku bisa melarikan diri, pikirnya kegirangan.

Diamatinya situasi sekelilingnya. Ia berada di dalam ruangan semacam kamar mandi. Ada bangku panjang untuk bersantai dengan bantal-bantal satin berhias manik-manik bertumpuk di atasnya. Sebuah kolam mandi besar yang airnya berkilauan dengan pinggiran batu-batu. Pilar-pilar tinggi yang bentuknya meliuk-liuk. Berlapis-lapis kain tipis semacam tirai menggantung dari langit-langit.

Dari tiga sudut kamar mandi itu, ada lorong-lorong yang tentunya mengarah ke tempat lain.

Sejenak Shin Hye menimbang-nimbanh arah mana yang sebaiknya dia pilih.

Mengambil nafas dalam-dalam, gadis itu memutuskan berlari kencang melalui lorong yang tengah. Kakinya terasa pegal menyusuri lorong yang jauh itu.

Astaga

Dinding-dinding lorongnya terdiri dari berbagai jenis permata yang saling tumpang tindih. Dari rubi, safir, topaz, zamrud yang semuanya tersebar di selingi benang-benang emas.

Ada cukup banyak kekayaan di satu lorong ini saja untuk memberi makan satu negara. Bahkan orang yang paling suci dan tidak tamak sekalipun akan kesulitan menahan godaan sebesar ini.

Shin Hye tersadar ini semualah yang dilindungi Kyuhyun, dilindungi dari ketamakan manusia permukaan di luar sana.

Karena inilah Kyuhyun membunuh.

Shin Hye terus berlari. Kemudian matanya menangkap cahaya di ujung lorong. Dengan nafas tersenggal-senggal karena berlari, ia menuju ke arah cahaya itu.

Itu pasti jalan keluar.

Dia akan bebas.

Dia akan kembali ke dunianya.

Dan meninggalkan Kyuhyun beserta ciumannya.

Sesaat ia cemberut, membenci rasa berdebar-debar hebat akibat mengingat bagaimana bibir mereka bertemu, bagaimana lidah Kyuhyun terasa dalam mulutnya dengan sangat manis. Bagaimana tubuh mereka saling menempel satu sama lain dengan begitu dekatnya.

Akibat terlalu sibuk melamunkan ciuman itu, Shin Hye terlambat mendengar suara-suara nyaring pria. Membuat ia terus berlari melewati satu rak besar senjata sebelum akhirnya langkahnya terhenti.

Membeku

Butir-butir pasir menderu di kakinya. Mulutnya mengaga dan isi perutnya serasa jatuh ke lantai.

Oh Tuhan,

Ia lari dari Kyuhyun hanya untuk berpapasan dengan enam pria lain yang berpenampilan mirip seperti Kyuhyun

*TOBE CONTINUED*

Hai… akhirnya setelah sekian lama.. aku update lagi. Maaf ya readers menunggu lama. Aku tahu kalian pasti mau nimpukin saya (Kyaaa tidaak!!)

Oh iya sebelumnya aku mau ngucapin… “Selamat Idul Fitri Minal Aidin Walfaidin Mohon Maaf lahir dan batin”

Makasih ya udh baca dan suka sama ff ini…. apresiasi dari kalian sangatlah berarti.

Gomawo ^^

Posted from WordPress for Android